Curhat Para 'Petugas' TPS: Pulang Subuh Sampai Tak Sempat Mandi


CERITARELAWAN.ID, Ponorogo - Pesta rakyat alias pilpres 2019 akhirnya usai sudah, kini tinggal menunggu penghitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk mengetahui siapa calon pasangan yang menjabat sebagai presiden dan wakil presiden.

Di tengah hiruk pikuk tersebut, nampak sejumlah petugas yang ikut menjaga jalannya pemungutan suara di berbagai tempat. Mulai pagi-pagi sekali, mereka datang lebih awal untuk bersiap-siap menyambut warga yang antusias untuk nyoblos.

Imam Nafsur salah satunya, pria asal Grogol Sawoo  ini juga ikutan jadi petugas TPS. Menurutnya sebenarnya tugas yang ia lakukan tidak terlalu melelahkan, hanya saja ada momen tertentu yang cukup menguras energinya.

"Ya capek mah gk terlalu. Tapi capeknya tuh gegara suntuk nungguin kertas suara diitung," kisah Nafsur.

Apalagi, melipat kertas suara dan mengumumkan suara yang sah dan tidak sah juga memakan waktu yang cukup lama. Makin bosan deh tuh si Nafsur.

Sementara itu, Ayu Dewi teman Nafsur bercerita perjuangan dilakukannya sejak pukul 06.30 pagi. Tugasnya mulai dari pemasangan kertas pemberitahuan dari KPU tentang calon presiden, calon legislatif dan lainnya. Belum lagi upacara dan pengucapan sumpah petugas KPPS di hadapan saksi dan para pemilih.

Ia melakukan segala tugas di TPS hingga adzan subuh berkumandang, ia pun baru diizinkan pulang.

"Itu pun belum selesai sebenarnya, yang laki-lakinya pada ke kecamatan, menyerahkan 4 kotak suara yang udah dihitung," katanya 

"Mashaa Allah capeknya.. sampe mau izin pulang utk mandi aja tuh ngga bisa krn emang sebanyak itu tugas dan kertas2 yg harus di tulis. Hampir 1.000 surat suara itu aku tulisin nomor TPSnya, kelurahan, kecamatan, dll. Tangan serasa mau copot ni yg kanan," akunya seraya memberikan emot tertawa.

Sementara itu, kisah datang dari teman satunya lagi Alfi Kurniawan yang menuturkan pengalaman jadi petugas TPS-nya. Meski bukan yang pertama kali, tapi ternyata, pengalaman tahun ini cukup melelahkan juga.

"Dulu pengalaman pertama sih waktu pilgub jatim. Nah, untuk pemilu kali ini, kesan pertamanya adalah KPU "nyrepeg" (terlalu dekat dengan hari H) sosialisasinya ke KPPS itu," tuturnya.

Segala persiapan untuk pemungutan suara pun berjalan dengan keras dan cepat. Tentu saja energi yang dikeluarkan untuk pemilu ini tidak sedikit. Ia dan rekannya mulai dari tanggal 10 untuk mengisi dan menuliskan C6 atau kerta undangan dan makin sibuk dengan segala dramanya.

"Kotak suara tiba di TPS-ku pada hari Rabu 17 April 2019 sekitar jam setengah dua pagi. Aku langsung ke PPS (kelurahan). Jam 02 pagi masih antri. Hectic di sana. Jam 02.30-an sudah ada kepastian dari PPS. Aku balik," ungkapnya.

"Jam 3-an sampai rumah, jam 4-an baru bisa tidur. Jam 5 sudah dibangunkan teman untuk membuka TPS. Daaaan ... habis itu langsung nonstop sampai hari Kamis, 18 April 2019 pk2 pagi. 24 jam lebih kalik ya? Ya anggaplah 24 jam ... wakakakaka," lanjutnya.

Ada yang punya pengalaman serupa saat jaga kotak suara? Tuliskan di kolom komentar ya! (amin)
Next Post Previous Post