Perjuangan Tim Evakuasi ODGJ Saat Rumahnya Terbakar


CERITARELAWAN.id, SRAGEN - Pukul 01.30 dini hari Posko PMI Kabupaten Sragen menerima berita kejadian kebakaran rumah di Mojokerto, Kedawung, Sragen.  Sebuah tim ambulans dipersiapkan untuk merespon ke lokasi kejadian dengan tugas utama sebagai backup medis bagi masyarakat dan petugas yang bekerja di lapangan. Butuh waktu 7 menitan untuk mencapai lokasi karena memang lokasi yang berada dibagian selatan wilayah Sragen, hampir berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, jika siang hari mungkin butuh waktu lebih dari 10 menit untuk mencapainya.

Dua buah mobil pemadam sudah berada dilokasi dengan petugas yang sudah berjibaku memadamkan api, tidak lama berselang tim dari BPBD Sragen juga sampai dan bergabung ikut memadamkan api. Ada seorang warga yang meminta bantuan karena bagian lenganya terbarut kayu saat ikut membantu pemadaman, situasi yang gelap memang bisa membahayakan warga dan petugas.

Kami selalu berusaha hadir ditengah masyarakat disaat terjadi bencana, ambulans PMI bersiaga 24 jam siap menerima panggilan jika ada masyarakat yang membutuhkan baik kecelakaan lalu lintas, kebakaran, kegawatdaruratan medis, dan bencana lainya.

Beberapa petugas kami melakukan assesment hingga diperoleh informasi terdapat salah satu keluarga yang mengunci diri dalam kamar ditengah proses pemadaman.

Sebuah situasi yang membahayakan, kami berpikir harus segera diambil tindakan penyelamatan, tentunya dengan tetap memperhatikan keselamatan petugas.

Tidak ada cara lain selain membuka paksa pintu kamar setelah menilai situasi dirasa aman untuk masuk, saat sebagian api sudah mulai bisa dipadamkan dan sebagian dalam proses pendinginan. 

Air menggenang diseluruh lantai, beberapa tumpukan material bekas terbakar terdapat disetiap sudut dan beberapa ditengah ruangan yang terbakar, harus ekstra hati-hati.

Pintu berhasil dibuka, beberapa rekan kami dan warga berhambur masuk mencoba merayu yang bersangkutan agar bersedia dievakuasi. Rupanya kondisi korban sedang tidak stabil dan susah dikendalikan dan dinilai bisa membahayakan dirinya dan orang lain, sehingga dengan cara memaksa akhirnya bisa dievakuasi kedalam ambulans.

Tidak serta merta kami beranjak dari lokasi, butuh waktu beberapa saat untuk menenangkan orang tersebut. Butuh memberikan sugesti bahwa kami bermaksud baik menolongnya. Hingga terdengar jawaban yang melegakan,

"Iya kalian orang baik, saya percaya dan saya akan nurut"

Ada kerjasama positif dari yang bersangkutan untuk dirujuk ke RSJD Surakarta, dan dini hari itupun kami meluncur membelah dingin untuk mengikhtiarkan kesembuhanya.

Tidak sekali ini kami mejumpai kasus penanganan ODGJ, ada yang menurut, ada yang butuh waktu ekstra untuk merayu dan menaklukanya tanpa paksaan, ada yang susah dikendalikan, dan semua membuat kami memposisikan diri sebagai tempat menyampaikan keluh kesahnya (munif).
Next Post Previous Post